Wahyudi memperlihatkan buah melon yang siap panen. |
Sambas - Berbekal semangat dan ketekunan, beberapa Petani Milenial di Kabupaten Sambas berhasil menyulap lahan yang tidak produktif menjadi lahan yang lebih produktif.
Salah satunya adalah Wahyudi, Petani Milenial dari desa Parit Kongsi Kecamatan Selakau, yang menekuni dunia pertanian sejak 4 tahun yang lalu, dengan beberapa komoditas pertanian yang di tanam seperti melon, cabe dan padi
Wahyudi mengaku, beberapa tanaman yang ia tanam ada yang sudah panen, salah satunya Melon.
"Tanaman melon tersebut, untuk satu kali masa panen dengan jumlah 400 batang, menghasilkan 1,4 ton dengan harga jual Rp 8000," ungkapnya, Sabtu (23/11/2024).
Wahyudi menyebutkan, untuk harga jual ke pengepul di kebun miliknya sempat berada pada harga Rp 11 ribu per kilogram.
"Dan ketika masa panen melon saya, harga jual turun menjadi Rp 8000, dengan harga seperti kemarin saya mendapatkan hasil dari melon itu sekitar Rp 11.200.000," kata Wahyudi.
Selama menekuni bidang pertanian kata Wahyudi, tentu melalui beberapa organisasi yang ia ikuti dan di bantu pendampingan dari PPL yang sangat luar biasa.
"Dan tidak kalah pentingnya adalah suport dari desa, maka banyak ilmu dan jaringan yang telah di dapatkan. Baik itu ilmu pada sektor Hortikultura maupun ilmu pada sektor tanaman pangan," katanya.
"Selama saya mengikuti organisasi pertanian seperti Gegertani, serta mendapat pendampingan aktif dari PPL, dan juga suport dari Pemerintah maka banyak ilmu dan jaringan di dapatkan," imbuhnya.
Wahyudi mengharapkan dukungan penuh dari pemerintah bagi petani muda di Kabupaten Sambas.
"Kami harap sebuah dukungan dari Pemerintah terhadap generasi muda pertanian, ini sangat di perlukan sekali. Sehingga dapat menjadi sebuah harapan yang baik buat seluruh petani milenial yang ada di Kabupaten Sambas," katanya.
Editor : Gindra