Kebun cabe milik Syaifulloh warga dusun Semanjak desa Tri Gadu kecamatan Galing Kabupaten Sambas. |
Sambasnews.com-Syaifulloh (22) pemuda desa asal dusun Semanjak desa Tri Gadu kecamatan Galing Kabupaten Sambas, membulatkan tekat untuk bercocok tanam cabe dengan memanfaatkan waktu senggang disela kesibukan sebagai mahasiswa.
Dari hasil kebun cabe yang ia geluti saat ini, Syaifulloh telah mampu menghasilkan uang sebesar Rp 6 juta dalam satu bulan.
Komoditas cabe yang di budidayakan oleh Syaifulloh adalah cabe jenis peranggi yang terkenal pedas.
Menurut Syaifulloh, pilihan untuk menanam cabe dilakukan karena pada saat kuliah di musim pandemi lebih banyak pertemuan melalui online atau dalam jaringan (daring).
"Saat pulang dari Kuliah Kerja Lapangan (KKL), ketika libur dan berada di kampung halaman tidak ada aktivitas yang menghasilkan uang. Dari sinilah muncul ide untuk berkebun cabe, dan bisa mempunyai penghasilan dari usaha sendiri," ujar Syaifulloh, Kamis.
Dengan niat untuk menghasilkan uang sendiri guna menutupi biaya kuliah, Syaifulloh menyampaikan dan meminta bantuan kepada kedua orang tua. Sehingga dari niat tersebut ia mulai menanam cabe dengan luas lahan dua borong (1/3 hektar), dengan jumlah tanaman cabe saat ini mencapai 2000 pohon.
"Dari jumlah 2000 batang pohon cabe tersebut terbagi beberapa kali tanam, dan yang sedang menghasilkan atau yang sudah panen saat ini berjumlah 500 pohon. Sementara tanaman cabe yang lain baru ditanam beberapa waktu lalu, sehingga belum menghasilkan buah," ungkap Syaifulloh.
"Dan apa yang saya hasilkan saat ini merupakan dukungan dari kedua orang tua, karena tanpa doa dan dukungan keduanya saya tidak mungkin bisa seperti sekarang," katanya.
Syaifulloh mengungkapkan saat ini dari kebun cabe yang ia kelola, menghasilkan 20 hingga 40 kilogram cabe setiap minggunya.
"Jika panen perminggu menghasilkan 20 kilogram, maka dalam sebulan bisa panen cabe sebanyak 80 kilogram. Ini hitungan minimal 20 kilogram dalam seminggu panen cabe, dan dari yang telah dihasilkan dalam seminggu bisa panen cabe lebih dari 20 kilogram," ungkapnya.
"Untuk harga kita jual kepada pengumpul cabe di beli dengan harga Rp 75 ribu, dengan harga tertinggi kemarin Rp 85 ribu. Sehingga dalam satu bulan mampu menghasilkan Rp 6 juta, dan bagi saya jumlah tersebut sudah sangat memuaskan. Dari hasil ini juga kami lebih giat berkebun, dan karena mempunyai penghasilan sendiri saya semakin bersemangat untuk menyelesaikan kuliah dan tugas akhir (skripsi)," tutup Syaifulloh.