Wakil Bupati Sambas Fahrur Rofi |
Sambasnews.com (SAMBAS)-Wakil Bupati Sambas, Fahrur Rofi mengatakan, menindaklanjuti laporan 621 siswa SMP yang putus sekolah, Pemda Sambas akan segera melakukan langkah antisipasi guna mengatasi tingginya angka putus sekolah di masa pandemi.
"Seperti yang telah disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, bahwa memang angka putus sekolah untuk siswa SMP terbilang tinggi, karenanya harus segera kita atasi," ujar Wakil Bupati.
Dipaparkan Fahrur Rofi, selama ini fokus bantuan sosial dan sejenisnya terkait pandemi covid-19 memang kebanyakan terfokus pada sektor masyarakat ekonomi lemah dan terdampak, karenanya kata dia kedepan Pemda Sambas akan memperhatikan persoalan siswa yang juga terdampak pandemi.
"Memang kita sadari angka ini tinggi dan sudah kita sampaikan kepada Satgas Covid-19, saya juga sudah mengarahkan agar Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan bersama Satgas Covid-19 untuk segera menangani persoalan ini," paparnya.
"Pandemi berdampak pada siswa, mereka tidak ke sekolah, dan mulai coba-coba bekerja, bahkan ada yang menikah dini, banyak persoalan sosial yang kompleks muncul di tengah pandemi," sambungnya.
Kepala Sekolah beserta wali kelas kata Wakil Bupati, juga sudah diminta untuk aktif memantau aktivitas siswa.
"Tidak cuma pembelajaran biasa yang dimonitor oleh guru dan wali kelas, namun juga sampai kepada pendidikan budi pekerti dan tata krama serta sejenisnya, sehingga susasana belajar sebagaimana di sekolah masih bisa dirasakan," katanya.
Sarankan Tatap Muka Menggunakan prokes dan Pembagian Sesi Terhadap Siswa
Menyikapi tingginya angka putus sekolah selama pandemi, Herman satu diantara tenaga pendidik di kecamatan Tebas kabupaten Sambas, lebih menyarankan untuk digelarnya belajar tatap muka bagi para siswa.
"Menurut saya pribadi khususnya untuk sekolah di kampung tidak masalah melakukan sekolah tatap muka, karena apa, ketika tidak sekolah tatap muka pun siswanya masih tetap berkumpul bermain di luar rumah," kata Herman.
"Dan seandainya akan dilakukan belajar tatap muka, tentu masih harus menggunakan protokol kesehatan. Juga jumlah siswa dalam satu kelas di kurangi 50 persen dari jumlah dalam kondisi normal, jadi belajar tatap muka dapat dilakukan dengan sistem sesi," jelasnya.