Bupati Sambas Atbah Romin Suhaili saat meninjau PLBN Aruk beberapa hari yang lalu |
Sambasnews.com (SAMBAS)- Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas, dr Fattah Mariyunani mengatakan, peningkatan kedatangan WNI melalui PLBN Aruk, dalam waktu beberapa hari terakhir berimbas terhadap peningkatan warga dengan status Orang Dalam Pemantauan (ODP) dikabupaten Sambas.
Diungkapkan dr Fattah, pelintas WNI di PLBN Aruk yang pulang dari Malaysia, bahkan dalam satu hari bisa mencapai 400 orang.
"Dari jumlah tersebut yang ternotifikasi demam dan sebagainya juga meningkat, demikian juga mereka yang lewat jalur jalan tikus yang berhasil di amankan aparat keamanan. Nah data yang dapat kami kumpulkan bahwa sampai semalam, Orang Dalam Pemantauan (ODP) itu sudah 426, yang mana selanjutnya petugas puskesmas dan tim dokter di Puskesmas semua akan memantau ke rumah-rumah mereka untuk follow up dan sewaktu-waktu apabila sakit mereka mengeras akan langsung dirujuk ke Rumah Sakit," ungkap Fattah.
Dipaparkan Kepala Dinas, Terkait ODP yang memang pulang dari Malaysia, pastinya memang banyak yang lolos pemeriksaan baik itu karena memang belum ada pemeriksaan bersama KKP kemudian ada yang lewat jalur tikus.
"Namun semua ini kita lakukan pendataan dengan melibatkan kepala desa. Makin banyak ODP maka semakin banyak yang terjaring dan kita aswasi ini baik, karena dengan demikian pengawasan tidak lepas, sehingga jika memang kesehatan mereka memburuk, kita bisa mengambil tindakan," kata Fattah.
"Dan ini semua dilakukan dengan cara koordinasi kecamatan desa dan dusun sehingga banyak terjaring ODP, dan mereka ini ODP kira datangi untuk diperiksa kesehatannya dan tanpa dikenakan biaya,"sambungnya.
Sedangkan untuk Pasien Dalam Pengawasan kata Fattah, sebanyak lima orang dan satu orang dinyatakan negatif corona.
"Sampai kemarin, yang dirawat di RSUD Sambas dua orang PDP masih menunggu hasil laboratorium dan kemarin bertambah satu PDP, lalu di RSUD Pemangkat kemarin juga ada masuk lagi PDP dan total dengan yang dirawat di RSUD Abdul Azis Singkawang menjadi lima orang PDP, Satu orang PDP kemarin di RSUD Soedarso dinyatakan negatif," ujarnya.
Keterbatasan Alat Pelindung Diri (ADP) kata dr Fattah, masih menjadi kendala. Namun ia mengaku jika ADP akan segera tiba di Kabupaten Sambas.
"Kemudian Alat Pelindung Diri, mudahan pada hari ini datang, sebelumnya ada beberapa set memang tidak mencukupi. Kita sudah komunikasi dengan dinas kesehatan provinsi mereka mau mengdrop kesini, meskipun sebenarnya kita mau jemput kesana," paparnya.
Sedangkan APD yang sebelumnya sudah dipesan sendiri lanjut Fattah, beberapa sudah datang namun tidak full dalam satu set.
"Terpisah baju dan lain-lain dan saat ini juga dalam perjalanan, ini nanti akan segera kita drop ke RSUD Sambas, Pemangkat dan Puskesmas terutama Puskesmas Kecamatan Sajingan, karena sortir pasien dari PLBN Aruk dilakukan disini," jelas Fattah.
Fattah menambahkan, Pemkab Sambas melaui Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas juga sudah mengajukan permintaan alat rapid test corona.
"Kemudian Rapid Test juga masih belum datang dari kemenkes, kita sudah meminta agar diberikan rapid test ini," katanya.
dr Fattah juga mengatakan, salah satu garda terdepan pencegahan masuknya corona di Kabupaten Sambas adalah Puskesmas Sajingan di Kecamatan Sajingan Besar.
"Ada lima buah ambulans di Sajingan yang kita siapkan dengan petugas kesehatan sebanyak 30 an personil.
Alhamdulillah kabar mereka saat ini masih bersemangat dan sehat, meskipun memang ada keterbatasan Alat Pelindung Diri, karena itu APD yang ada memang akan segera diarahkan kesana," katanya.