Kegiatan pelatihan dilapangan budidaya kelulut |
Sambasnews.com, (Anjungan)-Universitas Nadhlatul Ulama (UNU) Kalimantan Barat usianya seumur jagung. Namun, kehadirannya memberikan manfaat besar bagi masyarakat. Salah satunya, lewat Program Kemitraan Masyarakat Stimulus (PKMS), UNU sukses melatih warga untuk tiga desa di Kecamatan Anjongan Kabupaten Mempawah berternak madu kelulut pada 25 Agustus 2019 lalu.
“Antusias warga ingin berternak madu kelulut sangat tinggi. Alhamdulillah, kita sudah memberikan pelatihan secara intensif. Dilatih oleh seorang pakar madu ternama yang juga dosen UNU Kalbar, Pak Syaiful,” kata Sigit Normagiat salah satu narasumber dalam pelatihan madu kelulut, Senin (26/8).
Dijelaskan dosen Program Studi Agroteknologi UNU Kalbar ini, warga yang dilatih berasal dari Anjungan Melancar, Kepayang dan Galang. Dari tiga desa itu ada 15 warga yang ikut pelatihan. Bentuk kegiatan adalah edukasi tentang budidaya pakan lebah menggunakan sistem agroforestri dan pemasaran lebah kelulut.
“Materi yang kita sampaikan tentang teknik bagaimana mengoptimalkan ketersediaan pakan lebah melalui pemilihan kombinasi jenis dan pengaturan pola tanam pada lahan marginal. Tujuannya, meningkatkan ketersediaan pakan lebah, sistem agroforestri juga sebagai upaya penghijauan di sekitar lokasi budidaya,” jelas Sigit.
Setelah Sigit memberikan materi, berikutnya tampil pakar madu terkenal asal Kalbar, Syarif Muhammad Syaifudin MM. Tak hanya berprofesi sebagai dosen, Bang Ipul –sapaan akrabnya- juga salah satu distributor madu ternama. Produk madunya tidak hanya dijual di Kalbar melainkan seluruh Indonesia. Sangat tepat apabila Bang Ipul menjadi pemateri utama dalam pelatihan tersebut.
“Saya menyampaikan materi solusi permasalahan pemasaran madu. Dalam pemasaran jangan takut untuk berkompetisi. Justru kompetisi adalah peluang pasar. Cara bijak untuk menyikapinya adalah dengan berkolaborasi,” jelas Bang Ipul yang juga dosen Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi UNU Kalbar.
Tak sekadar memberikan materi atau teori, dua dosen UNU Kalbar itu menyerahkan 1000 batang bibit kayu kaliandra, durian, rambutan, dan bibit unggulan lokal lainnya. Bibit tersebut diserahkkan untuk ditanam di masing-masing lahan milik peternak. Tentunya, penanaman bibit harus sesuai dengan arahan yang telah disampaikan narasumber.
Salah satu peserta, Maskhan dari Desa Anjungan Melancar bertanya tetang cara meyakinkan konsumen mengenai keaslian madu. Sementara Suganda dari Desa Kepayang menayakan soal bagaimana cara petani agar kompak dan bersaing secara sehat. Semua pertanyaan itu dijawab tuntas oleh narasumber. Seluruh peserta mengharapkan kegiatan ini dapat dilaksanakan rutin tiap tahun.
“Tidak hanya madu kelulut, sebenarnya banyak potensi lokal masyarakat yang masih perlu sentuhan perguruan tinggi. Inilah bentuk pengabdian nyata dari UNU Kalbar untuk masyarakat. Tentunya kita tidak berhenti di sini saja. Warga yang sudah mendapatkan pelatihan akan terus kita bina sampai mereka bisa menghasilkan madu untuk menambahkan penghasilan keluarga,” tambah Sigit.
Kegiatan tersebut mendapatkan dukungan dana Kementerian Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti). Sedangkan bibit bekerja sama dengan Balai Pengelolaan DAS HL Kalimantan Barat.*